Glamornya Hidup, Justru Buatku Tak Bahagia

Delapan tahun silam, kehidupanku tak ubahnya seperti anak alay. Anak yang lebay, suka kelayapan dan jarang pulang. Cara berpakaian juga sok keren, mengumbar aurat. Celana jeans pendek, oblong ketat dan rambut cak ungu adalah pilihanku. Hari-hariku,  kulalui dengan bermain band, jalan-jalan, clubbing atau nongkrong.

Semuanya berawal dari salah bergaul. Oh ya, saya memiliki paras cantik dan suara yang cukup bagus. Tak heran jika banyak orang yang berebut ingin jadi teman. Nah, suatu saat, saya diminta jadi vokalis band di sebuah acara teman kakakku. Padahal, band itu terdiri dari empat pria. Lagu dari The Cranberies Zombiketika itu yang saya bawakan. Para peserta pun terpukau. Hal itu membuatku hatiku membumbung tinggi. Baru kali ini mendapat pujian luar biasa.

Saya pun akhirnya membuat group band dengan tiga teman laki SMP saya yang diberi nama Xero. Lagu-lagu The Cranberries adalah lagu andalan yang selalu kami bawakan setiap kali manggung. Sejak itulah, saya menseriusi band itu dengan mulai belajar gitar dan kursus Piano. Baca lebih lanjut

Al Quwwah Ar Ruhiyyah (Dorongan Spiritual)

“Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al Jatsiyah (45) : 20)

Simaklah kisah berikut ini.

Seorang ibu rumah tangga yang alumni IPB, Ir.Tri Mumpuni Wiyatno, bersama suaminya telah berkeliling nusantara melalui program Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTMH). Hanya satu visi dan misi yang ia bawa,”Hidup ini untuk ibadah dan memajukan serta memberdayakan umat.”

Dia telah menerangi desa dalam arti sebenarnya. Melalui kegigihannya, PLTMH tersebut kini sudah dapat dinikmati lebih dari 100 desa miskin di Indonesia. Program listrik bertenaga air itu benar-benar ramah lingkungan.

Targetnya, dalam sepuluh tahun ke depan, minimal separo desa di Indonesia akan mengalami kemajuan dan bisa memanfaatkan program yang lebih bersifat jangka panjang. Tidak hanya PLTMH saja, tetapi berlanjut dengan pemberdayaan masyarakat desa.

Sebagai langkah awal, masyarakat diajari mengelola listrik desa, termasuk bagaimana merawat fasilitas tersebut. Selain itu, mereka juga diajari cara mengelola uang hasil iuran warga. Tak Cuma itu, kemandirian ekonomi juga dianjurkan pada mereka. Kewirausahaan ditumbuhkan sesuai dengan potensi masing-masing desa, sehingga listrik swakelola desa ini berdampak ganda. Tidak hanya desa menjadi terang, juga kesejahteraan masyarakat desa juga meningkat.

Ketika ditanya,”Apa tidak banyak hambatannya?” Baca lebih lanjut